
setelah artikel kemaren tentang tips mengurangi dampak pemanasan global, pada kesempatan ini mari kita bicara tentang dampak pemanasan global itu sendiri. Bila terlintas dalam benak kita, wah, aduh, gimana ya? Semua itu adalaah pertanyaan yang pasti akan keluar dalam benak kita. Seperti yang telah kita saksikan saat iini dampak yang telah dirasakan oleh ibu kota kita yaitu JAKARTA.
Bila kita lihat pada saat ini jkarta yang katanya ibu kota dan yang seharusnya menjadi contoh buat kawasan bagian, kok malah yang pertama mendapat imbas dari pemanasan global itu sendiri. Akibat dari apa semua itu? Krisis air, polusi udara yang sudah tidak manusiawi, polusi suara yang tidak jarang telah merusak telinga para pengemudi…!!!
Biar pembaca mengerti dengan alur pembicaraan saya mari kita simak artikel berikut yang saya kutip dari kompas.com.
Krisis air bersih di Jakarta semakin luas. Setelah pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur berkurang 40 persen, kini pompa air di Instalasi Pompa Air Pulogadung atau IPA terendam dan menyebabkan 14 kecamatan tidak mendapat pasokan air bersih sama sekali.
"Kami baru saja mengeringkan air yang merendam pompa air di IPA Pulogadung. Perbaikan pompa itu diperkirakan akan selesai dalam dua hari ke depan," kata Sekretaris Perusahaan PT Aetra Air Jakarta, Yosua L Tobing, Kamis (6/5/2010).
Menurut Yosua, terendamnya pompa itu menyebabkan air yang diproduksi IPA Pulogadung tidak dapat didistribusikan. Masalah ini memperparah krisis air bersih di Jakarta, yang diakibatkan menurunnya pasokan air baku.
Jika sebelumnya sekitar 40 persen pelanggan di wilayah kerja PT Aetra tidak mendapat air, maka kini lebih dari 66 persen tidak mendapat distribusi air bersih.
Untuk mengatasi masalah itu, PT Aetra menambah kapasitas produksi IPA Buaran, dari 4.400 liter per detik menjadi 5.100 liter per detik. PT Aetra juga menerapkan sistem giliran distribusi air bersih supaya tidak ada kawasan yang tidak mendapat air berhari-hari.
Sistem giliran distribusi air juga diterapkan oleh PT PAM Lyonaisse Jaya (Palyja). Palyja juga mengoptimalkan distribusi air curah yang dipasok dari Tangerang dan produksi IPA Cilandak.
Direktur Pelayanan Konsumen PT Palyja Budi Susilo mengatakan, pasokan air belum pulih karena perbaikan pompa air di Curug, Purwakarta, belum selesai. PT Palyja dan PT Aetra mengirimkan tim untuk membantu Perum Jasa Tirta II, yang mengelola saluran air itu, untuk memperbaiki pompa dan mengeruk lumpur yang merendam.
Yosua mengatakan, perbaikan pompa diperkirakan membutuhkan waktu sekitar seminggu lagi. Lumpur setinggi lima meter itu mengisi saluran berkedalaman tujuh meter.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memerintahkan pengoperasian mobil tangki untuk meringankan dampak krisis air bersih, terutama untuk rumah sakit dan fasilitas publik lainnya. PT Palyja mengerahkan 21 mobil tangki. Adapun PT Aetra mengerahkan 13 mobil tangki air.
Heeeeeeeeeeeeiiiiiiit, segitu aja artikelnya ya….
Kenapa kok air bersih musti diambil / transfer atau kurangkah perairan kita ini? Sebenarnya tidak juga, kalau kita lihat di beberapa Negara maju yang background negaranya kekurangan air, tapi mengapa mereka tetap bisa menggunakan air dengan maksimal. Itu tandanya Negara ini adalah Negara consumer tanpa berusaha daur ulang. Dengan kata lain kita selalu mengambil manfaat dari alam, kita selalu memaksa untuk memuaskan keinginan kita, tapi kita tidak mengerti akan keadaan alam itu sendiri. Sungguh menyedihkan ya…????
Kita biarkan bangunan megah berdinding kaca utuh tegak dan kokoh, tapi kita tidak membarenginya dengan tetanaman atau pepohonan yang bisa mengantisipasi keadaan yang memungkinkan akan membawa bencana tersendiri nantinya dari bangunan-bangunan megah tersebut.
Kalau sudah begini lalu bagaimana usaha kita? Apakah kita akan berdiam diri dan melihat kekacauan merajalela di Negara kita yang katanya adalah Negara agraris? Negara agraris kok kekurangan air. Apa kata dunia????
Marilah kita sadar dengan apa yang kita perbuat sekarang. Marilah mulai dari hal-hal yang kecil dulu untuk mewujudkan Negara kita ini agar semua rakyatnya dapat hidup makmur sehat dan sejahtera.
Contoh kecil saja, mari buang sampah di tempatnya… dan ayo galakan reboisasi… bukan hanya reboisasi yang sering kita katakan sebagai penghijauan, namun kita juga harus mereboisasikan diri kita agar sadar akan guna kebersihan dan imbas dari kelalaian kita tentang kondisi alam sekitar kita….
Kasian alam kita, dia kan udah tua, kalau bukan kita yang ngurus siapa lagi, toh kita juga yang tinggal dalam isi dunia ini….
Singkat kata, mari kita sadar akan penting nya pemeliharaan alam, and so, say no to only consume
Tidak ada komentar
Posting Komentar